PEMBANGUNAN SMP IT AL-ULUM
Pembangunan SMP IT AL-ULUM telah berlangsung dengan lancar,dengan kegigihan dak kekompakan para alumni PPAI ALUM,
Lembaga pendidikan Islam atau pondok pesantren diharapkan mampu menjadi dinamisator pembangunan. Lebih dari itu, pesantren diharapkan dapat berperan sebagai pusat peradaban yang dapat menyadarkan orang tua, serta masyarakat suatu bangsa.
"Pesantren harus dapat menghimpun potensi dan semua energi, mengikat semua orang dan menggerakkanya," kata Guru Besar UIN Jakarta, Prof Dr H Asep Usman Ismail. Hal itu dikemukakan Asep di Tabanan, Bali, Jumat (9/12) sore, dalam Seminar Nasional Revolusi Mental dalam Perspekif Pondok Pesantren.
Menurut Asep, pondok pesantren, selain berfungsi sebagai lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal, juga sebagai lembaga dakwah, dan juga lembaga sosial. Dalam hal sebagai lembaga sosial, pondok pesantren tidak bisa lepas dari masyarakat sekitarnya.
"Pondok pesantren dengan masyarakat itu seperti ikan dengan air. Kalau tidak ada masyarakat sebagai airnya, ikan tidak bisa hidup. Pesantren tidak bisa eksis," kata Asep Usman Ismail menjelaskan.
Namu dari semua fungsinya itu, sebut Asep, pondok pesantren harus menjadi pusat peradaban, sebagai dinamisator. Itu katanya, kalau pimpinan dan pengelola pondok pesantren mau berbuat. "Kalau tidak mau berbuat, ya pondok pesantren hanya akan menjadi seuatu yang tidak mati, tetapi juga tidak hidup," katanya.
Mengutip Zamaksyari Dhofir dalam bukunya Tradisi Pesantren, Asep mengatakan, lembaga pendidikan bisa dikatakan pesantren jika ada kiyainya, ada santrinya, ada asrama, masjid dan pengajaran kitab-kitab kuning. Bila syarat-syarat itu terpeuhi dan dapat difungsikan dengan baik, maka pesantren akan menjadi penggerak revolusi
mental. "Karena mereka yang dibina di pesantren, baik lewat fungsi pedidikan dan fungsi sosialnya, akan takut untuk berbuat curang, takut berbuat korupsi," katanya.
l-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh bersabar bersama orang-orang yang selalu berdo`a kepada Allah karena mengharap wajahNya. Mereka itulah yang disebutkan Allah dalam firmanNya :
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. [Al Baqarah: 265]
Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari sahabat Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, dikisahkan tentang tiga orang yang terpaksa bermalam di dalam gua, kemudian tiba-tiba ada sebuah batu besar jatuh dari atas gunung hingga menutup pintu gua itu. Lalu mereka berkata, bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka, melainkan mereka harus berdo’a kepada Allah dengan (menyebutkan) amal mereka yang paling shalih, …… kemudian mereka menyebutkan amal mereka masing-masing yang ikhlas karena Allah, agar batu itu bergeser dan mereka dapat keluar. Dengan pertolongan Allah, mereka dapat keluar dari gua tersebut.[1]
Sumber: https://almanhaj.or.id/2978-keutamaan-ikhlas.html AL ULUM
Pembangunan SMP IT AL-ULUM telah berlangsung dengan lancar,dengan kegigihan dak kekompakan para alumni PPAI ALUM,
"Pesantren harus dapat menghimpun potensi dan semua energi, mengikat semua orang dan menggerakkanya," kata Guru Besar UIN Jakarta, Prof Dr H Asep Usman Ismail. Hal itu dikemukakan Asep di Tabanan, Bali, Jumat (9/12) sore, dalam Seminar Nasional Revolusi Mental dalam Perspekif Pondok Pesantren.

"Pondok pesantren dengan masyarakat itu seperti ikan dengan air. Kalau tidak ada masyarakat sebagai airnya, ikan tidak bisa hidup. Pesantren tidak bisa eksis," kata Asep Usman Ismail menjelaskan.
Namu dari semua fungsinya itu, sebut Asep, pondok pesantren harus menjadi pusat peradaban, sebagai dinamisator. Itu katanya, kalau pimpinan dan pengelola pondok pesantren mau berbuat. "Kalau tidak mau berbuat, ya pondok pesantren hanya akan menjadi seuatu yang tidak mati, tetapi juga tidak hidup," katanya.
Mengutip Zamaksyari Dhofir dalam bukunya Tradisi Pesantren, Asep mengatakan, lembaga pendidikan bisa dikatakan pesantren jika ada kiyainya, ada santrinya, ada asrama, masjid dan pengajaran kitab-kitab kuning. Bila syarat-syarat itu terpeuhi dan dapat difungsikan dengan baik, maka pesantren akan menjadi penggerak revolusi
mental. "Karena mereka yang dibina di pesantren, baik lewat fungsi pedidikan dan fungsi sosialnya, akan takut untuk berbuat curang, takut berbuat korupsi," katanya.
l-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Di dalam Al Quran, Allah memuji orang-orang yang ikhlas. Mereka tidak menghendaki dari amalnya tersebut, kecuali wajah Allah dan keridhaanNya. Tidak terpengaruh dengan apa-apa yang berada dibalik keridhaan dan pujian manusia. Mereka adalah orang-orang yang berbuat kebajikan, menolong orang lain dan memberi makan karena mengharap wajah Allah. Mereka tidak mengharapkan balasan dan ucapan terimakasih dari seorang pun. Di antara mereka, ada yang berinfaq mencari keridhaan Allah.

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ َرُّهُ مُسْتَطِيرًا وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan, minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga); yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang adzabnya merata dimana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan adzab (yang datang) dari Rabb kami, pada suatu hari; yang (pada hari itu orang-orang bermuka) masam, penuh kesulitan. [Al Insan : 5-10].
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas. [Al Kahfi : 28].
DI ANTARA KEUTAMAAN IKHLAS DAN BUAHNYA
1. Seseorang yang ikhlas dan beramal karena Allah, maka di dunia dia akan dapat bertawassul (……) kepada Allah dengan amalnya yang ikhlas karena Allah itu, agar dia selamat dari setiap kesulitan dan kesusahan serta musibah yang menimpanya.
1. Seseorang yang ikhlas dan beramal karena Allah, maka di dunia dia akan dapat bertawassul (……) kepada Allah dengan amalnya yang ikhlas karena Allah itu, agar dia selamat dari setiap kesulitan dan kesusahan serta musibah yang menimpanya.

Sumber: https://almanhaj.or.id/2978-keutamaan-ikhlas.html AL ULUM
Komentar
Posting Komentar